Header Ads Widget


 

BREAKING NEWS

6/recent/ticker-posts

Sedang I'tikaf di Masjid, Kelompok Anti-Pemerintah Turki Dibubarkan Paksa



JAKARTA -- Otoritas Turki membubarkan secara paksa aktivitas pengikut seorang tokoh Islam dari tiga masjid di Turki selatan. Kelompok tersebut dituding melakukan provokasi terhadap pembatasan COVID-19. Namun, mereka mengaku hanya melakukan i'tikaf di masjid.

Dilansir Reuters, Selasa (4/5) pembubaran ini terekam dalam sebuah video. Rekaman itu menunjukkan polisi bentrok dengan sekelompok orang di sebuah masjid di provinsi Gaziantep pada hari Minggu (2/5). Polisi secara paksa membawa mereka keluar, sementara beberapa orang berteriak bahwa mereka hanya membaca Al-Quran. Mereka disemprot dengan semprotan merica.

"Kami sedang membaca Al-Quran," kata salah seorang dari mereka.

Turki telah memberlakukan penguncian penuh hingga pertengahan Mei untuk mencoba memangkas tingkat infeksi COVID-19 yang telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir.

Sholat di masjid tidak dilarang berdasarkan tindakan tersebut. Namun, pihak berwenang di Gaziantep mengatakan kelompok itu berusaha untuk membatasi diri di masjid selama hari-hari terakhir Ramadhan tanpa izin sebelumnya.

Kantor gubernur Gaziantep mengatakan pada hari Senin (3/5) bahwa 76 orang yang memasuki tiga masjid tersebut telah diselidiki terkait kasus bermotif politik. Mereka merupakan kelompok anti pemerintahan Presiden Recep Tayyib Erdogan.

Dikatakan polisi telah menahan mereka setelah mereka terlibat dalam pembangkangan sipil. Polisi menambahkan bahwa proses peradilan akan digelar.

"Orang-orang yang melakukan provokasi ini adalah pengikut (pemimpin agama) Alparslan Kuytul yang telah diperiksa berkali-kali sebelumnya atas tuduhan pembangkangan dan tujuan mereka bukan untuk beribadah tetapi pembangkangan sipil," kata kantor gubernur.

Kuytul, yang ditangkap pada 2018 dan diadili atas tuduhan terkait perlawanan terhadap pemerintah tetapi dibebaskan tahun lalu. Dia mengatakan di akun Twitter-nya bahwa anggota kelompoknya murni berusaha untuk beribadah dan tidak melakukan provokasi.

Kantor gubernur mengatakan petugas yang menggunakan semprotan merica di dalam masjid telah ditangguhkan.

Turki telah memberlakukan penguncian penuh dari 29 April hingga 17 Mei, karena kasus virus korona harian melonjak ke rekor tertinggi baru. *** (dtc/red)

Posting Komentar

0 Komentar