Header Ads Widget


 

BREAKING NEWS

6/recent/ticker-posts

Cekcok Terkait Uang Seragam Sekolah, Wali Murid: Gara-gara ini, Takut Nantinya Anak Saya Diintimidasi



DUMAI -- Setiap memasuki tahun ajaran tahun baru, seragam sekolah merupakan momok yang menakutkan bagi para orangtua atau wali murid. Besarnya biaya terkait seragam baru dan apalagi dengan kondisi ekonomi serba sulit saat pandem ini.

Informasi terangkum awak media, oknum Wali Kelas di SMPN 5 Dumai menahan Raport muridnya gara gara belum melakukan pelunasan seragam sekolah.

"Assalamualaikum, selamat malam. Mhon maaf menggangu waktunya malam2. Untuk anak2 dibawah ini, mohon maaf raportnya tidak bisa dibagikan krn masih berurusan dengan uang seragam sekolah oleh bu Ritas," tulis di pesan WhatsApp Grup (WAG) Wali Kelas VII7, Yayuk Andriyani, selasa malam (4/1/2022).

Adapun ada empat orang murid yang disebutkan oleh sang wali kelas, belum melunasi seragam sekolah. 

Selanjutnya, Yayuk Andriyani menuliskan dipesan WAG, terkait jangan sampai adanya kekecewaan kepada orangtua yang nanti mengambil raport murid.

"Sengaja ibu beritahukan malam ini, agar besok ortunya tidak kecewa krn sudah hadir ke sekolah ternyata tidak bisa mengambil raport anaknya," tulisnya lagi di WAG.

Salah satu orangtua siswa yang enggan namanya dipublikasikan mengeluhkan tindakan oknum wali kelas dan seakan akan telah mempermalukan anaknya di ruang publik.

"Saya akui belum melunasi biaya seragam sekolah. Dulu pernah saya pertanyakan, apakah seragam sekolah ini wajib baru dan kenapa kami para orangtua tidak diberitahukan atau diminta kesepakatan sesama wali murid," ungkap wali murid menjelasankan.

Ditambahkannya, terkait seragam sekolah tanpa ada kesepakatan para orangtua. Tiba tiba, tukang jahit datang kesekolah dan mengukur seragam baru kepada seluruh siswa.

"Keadaan serba sulit ini, apa salahnya seragam lama dapat dipakai. Kebetulan abangnya juga dulu alumni sekolah ini," ucapnya sambil mengeluh.

Lanjutnya, ia sangat takut dengan kejadian ini karena sempat berdebat dengan wali kelas terkait Raport anaknya. Dugaan intimidasi serta tekanan kepada mental anak nantinya kemungkin terjadi.

"Saya sudah kepalang basah karena kejadian ini. Saya takut gara gara kejadian ini, anak saya nanti dikucilkan atau adanya dugaan intimidasi di sekolah," keluhnya lagi sambil termenung.

Wali kelas VII7, Yayuk Andriyani yang berhasil dikonfirmasi, Minggu (9/1/2022) tampak enggan memberikan keterangan.

"Mungkin bisa menghubungi pihak yang lebih berwenang, kalau memang ini tentang sekolah," jawab Yayuk via pesan WA,  yang tampak ingin tidak menjawab sambungan seluler dengan alasan ada acara.

Selanjutnya, katanya terkait seragam dapat menghubungi pihak sekolah langsung ke bagian sarana dan prasarana, karena mereka yang berhak untuk memberi keterangan.

"Karena saya hanya mengajar di kelas, bukan bagian yg mengurus seragam sekolah," ujar sang Wali Kelas lagi.

Tampaknya, sang wali kelas tak ingin memberikan keterangan dan melemparkan kepihak lain. Padahal jelas terbukti dia sendiri yang mengirim pesan di WAG, jelas adanya dugaan tekanan kepada murid terkait seragam sekolah agar dilunasi.

"Untuk pertanyaan yang lain dapat langsung menghubungi pihak sekolah. Terimakasih," ucapnya.

Lanjut orangtua murid, ia sempat cekcok dan akhirnya Raport anaknya diberikan walaupun belum melunasi biaya seragam.

"Silahkan konfirmasi ke pihak sekolah saja  dan menunggu jawaban dari kepala sekolah. Maaf, Raport anak saya sudah dibagikan dan intinya di kelas saya sudah terima rapor semua," tukas Yayuk seraya sinis dicecar pertanyaan wartawan.

Diketahui, bahwa pihak sekolah dilarang untuk melakukan penjualan seragam. Terkait seragam kepada murid baru, seharusnya ada kesepakatan seluruh orangtua atau wali murid.

Disebutkan orangtua murid inisial AH, bahwa dirinya tidak mengetahui dimana seragam sekolah ini ditempah. Informasi dari anaknya, tukang jahit yang datang dan diukur langsung di sekolah.

Ditempat terpisah, mantan Anggota DPRD Dumai Parluhutan Harianja sangat mengecam tindakan oknum guru atau wali kelas tersebut. 

"Tak ada kaitannya biaya seragam dengan Raport. Tak seharusnya seorang pendidik mempermalukan muridnya dan ini dapat merusak mental si anak. Kenapa harus disebutkan di WA Grup dan ini tak pantas dilakukan seorang pendidik," cetus politisi yang juga pemerhati dunia pendidikan seraya berang.

Tambahnya, ia meminta Pengawas Sekolah di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai turun dan tegur oknum guru tersebut. Sebagai pendidik, dirinya tak pantas memberikan persoalan biaya kepada muridnya.

"Tugas anak itu belajar dan jangan libatkan apapun terkait pembiayaan sekolah kepada murid," lugasnya lagi.

Terkait polemik seragam baru, pria yang akrab disapa Luhut ini juga meminta pihak legislatif untuk turun dan lakukan pengawasan terkait dugaaan kecurangan kecurangan yang dilakukan oleh oknum di lembaga pendidikan tersebut.

"Intinya jangan coreng dunia pendidikan ini  dengan apapun tingkah polah dengan mencari keuntungan. Tugas kalian wahai para pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa," pungkasnya mengakhiri.

Untuk perimbangan pemberitaan, saat dihubungi nomor ponsel Kepala SMPN 5 Dumai Husni, dengan nomor 0812 750 4***, belum dapat dimintai keterangan. Pesan WA yang ditinggalkan juga belum ada tanda tanya dibalas. *** (rgb/red)





Posting Komentar

0 Komentar