Header Ads Widget


 

BREAKING NEWS

6/recent/ticker-posts

Siapa Yang Ahli Pertanian?



oleh : Dr. ADLI (Ketua KJW HSI)

Saya coba jelaskan tentang makna ahli, biar kita paham dan apa hubungan nya dengan kemajuan dalam satu bidang. 

Orang yang ahli itu orang yang punya pengetahuan yang cukup dan punya kemahiran operasional lapangan.

Orang yg punya pengetahuan yang cukup adalah orang yg punya sekolah tinggi, biasanya sekolah nya S3 dengan gelar Dr. Sedangkan orang yg mahir adalah orang yg punya pengalaman praktek di lapangan. 

Orang yg punya pengetahuan di dominasi oleh orang kampus (dosen/akademisi), sedangkan orang yg mahir di dominasi oleh praktisi dilapangan.

Dunia akademis itu terisolasi dg dunia nyata, belum banyak negara yg bisa menyatukan aspek pengajaran kampus dg praktek nyata di lapangan... termasuk Indonesia... Dunia kampus asyik dengan dunia penelitian nya yg tidak link and match dengan praktek di lapangan. Jarang sekali dosen yang sekaligus praktisi, kebanyakan mereka adalah akademisi yang hari2 nya bergelut dg teori2 penelitian.

Pendidikan tertinggi itu hanya S3, sedangkan profesor itu adalah kepangkatan, yg di dapat dari mengumpulkan Kum atau nilai dari proses belajar mengajar di kampus, Kum terbesar kepangkatan dosen  adalah dari penelitian yg diterbitkan melalui jurnal ilmiah. 

Jadi bisa kita lihat, banyak profesor pertanian, tapi mereka tak pandai bertani, bahkan hampir tidak ada profesor pertanian itu yg punya kebun sendiri, yg bisa dijadikan contoh oleh masyarakat.

Ada upaya kampus utk melakukan link and match dg dunia praktek dengan melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat, itu juga akhirnya menjadi kegiatan seremonial yg tak bermakna, hanya dijadikan sarana pelengkap utk kepangkatan akademis, bukan betul2 ditujukan untuk membantu masyarakat dalam best practice pekerjaan nya.

Jadi kalau orang yg ahli itu adalah profesor kampus, kita tak bisa berharap banyak kepada mereka, karena mereka bukanlah praktisi yg mengerti detil praktek di lapangan.

Ada orang yg mahir dilapangan, dan bisa jadi mereka bukanlah orang yg punya pengetahuan yg banyak. Ini juga ada, walaupun tak banyak, kami menemukan petani2 seperti ini di lapangan. 

Sangat jarang ada petani yg pembelajar. Apalagi pembelajar cepat dan tekun belajar dalam keseharian nya bertani.

Saya sebagai seorang akademisi, lebih berharap kepada petani2 yg seperti ini, yg praktek langsung dan mereka  mau belajar atas apa yg di lakukan. Inilah petani masa depan, petani yg tersentuh dg pengetahuan. Petani tradisonal adalah petani yg tak tersentuh pengetahuan. Seperti apa moyang mereka dulu bertani, begitu juga mereka bertani sekarang, dan cenderung menolak untuj berubah.

Di era sekarang tantangan nya jadi bertambah, seorang petani tidak saja dituntut utk tersentuh pengetahuan, tapi juga harus tersentuh teknologi. Mungkin ini yg lebih pas di sebut sebagai petani modern, petani yg hari2 nya bertani tapi tersentuh oleh ilmu dan teknologi. (*)


Posting Komentar

0 Komentar