KABAPESISIR.COM (INHU) - Independensi penyelenggara Pemilu di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) diragukan. Hal itu mengingat ditemukannya perbedaan perolehan suara pada formulir C1 Hasil Salinan dan C Teli Plano.
Demikian keluhan beberapa Calon Anggota Legislatif (Caleg), salah satunya Donald Subhan, Caleg dari Partai Demokat dari Dapil Indragiri Hulu V (Kecamatan Lirik, Pasir Penyu, Sungai Lala dan Lubuk Batu Jaya).
Ia menemukan kejanggalan perolehan suara di TPS 9 (sembilan) Desa/Kelurahan Air Molek I. Dimana, jumlah perolehan suara pada C1 Hasil Salinan dan C Plano berbeda.
Hal itu menimbulkan kecurigaan terhadap pihak penyelenggara yang dinilai tidak profesional dan independen. Bahkan sangat diragukan integritasnya.
"Malah diduga ini seperti ada unsur kesengajaan," kata Donald, Jumat (1/3).
“Dari temuan kami dari di kertas C Hasil Salinan perhitungan untuk DPRD Kabupaten di TPS 9 (sembilan) Desa/Kelurahan Air Molek I, Perolehan suara Partai Demokrat diduga dihapus dengan cairan penghapus (tipe X) sehingga terdapat tulisan seperti angka 1 yang tidak jelas, yang membuat terjadi perbedaan hasil penjumlahan suara dari suara partai dan suara Calon Anggota Legislatif menjadi 18 suara sementara dalam C1 Hasil Salinan tersebut jumlahnya 28 suara.
Kecurigaan lain adalah C1 Teli planonya dimana, dimana C1 Teli Plano yang didapat dari hasil foto dan hasil yang diambil dari situng KPU untuk salah satu caleg tidak terdapat tanda Z dan pada saat C1 Teli plano yang ditampilkan saat proses rekapitulasi di PPK Kecamatan Pasir Penyu, disaksikan oleh para saksi yang hadir sudah ada tanda Z nya dan kemudian di hasil perolehan salah satu caleg terdapat tulisan angka 14 suara sedangkan di C1 Hasil Salinan caleg tersebut memperoleh 4 suara namun tidak terdokumentasi foto oleh saksi karena fokus dengan perdebatan kenapa sudah ada tanda Z nya dan kapan itu di berikan,” ujarnya.
Donald menjelaskan banyak terdapat kejanggalan-kejanggalan lainnya yang membuat kecurigaan antara lain, terdapat 2 (dua) dokumen Berita Acara C1 Hasil Salinan yang isinya tidak berkesesuaian antara satu dan lainnya.
Dimana, berita acara hasil fotocopy yang tidak jelas dan ditandatangani basah, tanda tangan petugas dan saksi yang berbeda-beda serta jumlah saksi yang bertanda tangan tidak sama, yang diduga telah dimanipulasi dengan menganti hasil perolehan suara sebenarnya dengan menambahkan hasil perolehan yang direkayasa, harusnya ini tidak terjadi karena isi salinan tersebut, mestinya sama semuanya.
Selain itu terhadap perbedaan tersebut, hal ini juga tidak dicatat seluruhnya sebagai sebuah kejadian khusus selama pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan suara di TPS 9 Desa/Kelurahan Air Molek I yang ditandatangani Ketua KPPS dimana catatan tersebut wajib sebagaimana diatur dalam Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2019.
"Ini aneh dan sangat janggal, kenapa bisa kejadian ini tidak muncul di TPS tapi muncul pada saat Rapat Rekapitulasi Penghitungan Suara di Kecamatan Pasir Penyu," tambah Donald.
Dengan kejadian ini pada saat Rapat Rekapitulasi Penghitungan Suara di Kecamatan Pasir Penyu, saksi dari Partai Demokrat mengajukan keberatan, minta dicatat sebagai kejadian khusus dan minta untuk diselesaikan dengan cara membuka kotak suara untuk dilakukan perhitungan suara di TPS 9 Desa/Kelurahan Air Molek I.
Namun petugas PPK Kecamatan Pasir Penyu bersikukuh tidak bersedia membuka dengan alasan data yang benar adalah data C Teli Plano bukan C 1 Hasil Salinan yang dipegang oleh saksi, sehingga pernyataan petugas PPK tersebut semakin membuat kecurigaan.
Karena C1 Hasil salinan yang di pegang saksi adalah Formulir Resmi yang ditandatangani basah oleh petugas KPPS dan saksi tetapi tidak diakui keabsahannya dan apabila ada perbedaan mestinya dikoreksi.
Terhadap Kasus tersebut, kata Donal, telah dilaporkan ke Bawaslu supaya ditindaklanjuti. "Sudah kita laporkan," tegas sembari menunjukkan tanda bukti penyampaian laporan. (stone/RGB)
0 Komentar